Senin, 29 November 2010

Sengatan Kalajengking Cegah Komplikasi Bedah Jantung


Racun yang terdapat dalam sengatan kalajengking spesies Centruroides yang disebut bark scorpion berpotensi menjadi obat untuk mencegah komplikasi pada bedah bypass jantung untuk pembuluh darah yang tersumbat.

Tujuan bedah bypass jantung adalah untuk mengalirkan cukup aliran darah ke otot jantung sehingga gangguan jantung bisa teratasi. Dokter bedah akan mencangkokkan pembuluh darah yang diambil dari bagian tubuh lain pada pembuluh koroner di jantung.

Namun seringkali terjadi komplikasi, yakni di dalam sel pembuluh darah yang dicangkokkan tersebut tumbuh sel-sel baru sehingga sirkulasi darah jadi terhambat. Selain itu pembuluh darah yang dicangkokkan itu juga terancam lepas dari rekatannya.

Para ahli telah mencoba berbagai jenis zat kimia dan menemukan bisa dari kalajengking paling efektif untuk mencegah pertumbuhan sel yang bisa mengganggu proses pencangkokan.

Kalajengking yang diteliti adalah jenis bark scorpion yang biasanya ditemukan di daerah Amerika Tengah. Ukuran kalajengking ini kecil, namun ia sangat gesit dan bergerak cepat. Bisa bark scorpion tidak bisa membunuh manusia namun sengatannya menimbulkan rasa sakit dan menyebabkan kulit membengkak.

Profesor David Beech dari University of Leeds, yang memimpin riset ini mengatakan, bisa bark scorpion tidak akan digunakan sebagai obat suntikan, obat telan atau hirupan, namun sebagai obat semprot di pembuluh darah yang akan dicangkokkan ke jantung.

Sementara itu, Kalajengking Brasil memberikan informasi penting kepada para ilmuwan dari North Carolina State University (NCSU) dan East Carolina University (ECU) tentang dampak racun yang pada bagian sel-sel tertentunya bisa melepaskan komponen penting.

Temuan itu bisa berguna untuk memahami penyakit seperti pankreatitis atau dalam perawatan obat bertarget. Kesamaan dari sengatan kalajengking dan pankreatitis adalah peradangan di pankreas.Dr Paul Fletcher, mikrobiolog di ECU, percaya bahwa racun kalajengking bisa digunakan untuk mengetahui bagaimana pankreatitis terjadi dengan melihat proses sel mana yang terpengaruh pada permulaan sakitnya.

Fletcher pertama-tama menunjukkan sistem produksi protein dalam pankreas yang diyakini menjadi target racun kalajengking Brasil lalu menghubungi Dr Keith Weninger, fisikawan NCSU, yang telah melakukan studi tentang sistem protein tadi. "Sistem proteinnya memiliki penekanan khusus pada dua bagian tubuh, pankreas dan sistem saraf. Pada pankreas, prosesnya terkait dengan pelepasan protein lewat sel membran," ucap IVeninger.

Pankreas bertugas melepas dua jenis protein dengan memakai sel yang berbeda, enzim pencernaan yang akan menuju usus kecil dan insulin serta turunannya yang menyebar lewat aliran darah. Mekanisme pelepasan seperti itu penting bagi seluruh sel di tubuh kita. Sel menggerakkan komponen ke dalam dan ke luar lewat mekanisme gelembung fusi. Gelembung itu bergerak melewati sel dan bertautan dengan membran eksterior agar protein bisa keluar masuk tanpa mengganggu isi sel yang lain.

Protein yang membantu dalam proses tadi dikenal sebagai vesicle associated membrane protein (VAMP). Weninger memberikan Fletcher dua protein VAMP pada pankreas, VAMP2 dan VAMPS. Mereka direkayasa untuk memindahkan lautan membran agar lebih mudah dipakai untuk eksperimen di luar sel dan jaringan.

sumber : suaramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar