PHNOM PENH - Penemuan di Kamboja ini menguatkan legenda Tarzan, manusia yang hidup di hutan belantara sendiri. Hebatnya lagi si Tarzan adalah seorang wanita bernama Rochom PNgieng. Rochom diketahui ditemukan setelah hilang selama 19 tahun di rimba belantara.
Kini seorang ahli psikologi asing, melakukan pemeriksaan terhadap kondisi Rochom PNgieng. Penemuan Rochom yang menghebohkan dunia membuat Hector Rifa, seorang anggota Psikolog Tanpa Batas, mau melakukan perjalanan ke Kamboja guna memeriksa kondisi psikologis gadis hutan itu.
"Tampaknya dia tak mem-punyai gejala-gejala penyakit kejiwaan," tutur Hector seperti dikutip dari AFP.
Hector yang hampir lima tahun menghabiskan wak-tunya di pedalaman Kamboja mengatakan, Rochom sehat-sehat saja, namun dia masih kaget dengan kehidupan ma-nusia yang baru pertama di-temuinya.
Ketika ditemukan 11 hari lalu, kondisi Rochom (Ro) sa-ngat memprihatinkan. Tanpa mengenakan pakaian dia bertingkah layaknya binatang. Sedangkan sejak dibawa kem-bali ke rumahnya, Ro sudah tiga kali mencoba untuk kem-bali ke hutan dan merobek-robek pakaian yang dikena-kannya. Dia juga kerap berteriak-teriak, mengeluar-kan suara seperti binatang di hutan. Namun demikian, mes-kipun susah, perlahan-lahan Ro mulai mengerti kehidupan manusia.
Tak sepatah kata pun dari mulut perempuan itu bisa di-pahami. Ia hanya duduk. Memandang ke kiri, kanan, kiri, kanan.
Perempuan itu akhir pekan lalu menggemparkan Kambo-ja. Ia disebut-sebut perem-puan rimba. Sal Lou (45 ta-hun) seorang polisi desa per-caya, ia adalah anaknya yang hilang 19 tahun lalu. Rochom PNgieng, begitu namanya, sekarang harusnya sudah berumur 27 tahun, kira-kira seumur perempuan itu.
Perempuan yang hingga kini di-percaya sebagai Rochom itu digambarkan sebagai separuh manusia, separuh binatang. Ia tak bisa berbicara menggu-nakan bahasa apa pun.
Ketika saya melihatnya, ia telanjang dan berjalan dalam posisi bungkuk ke depan seperti monyet Ia kurus sekali. Ia bergetar dan meraup nasi dari tanah untuk makan. Ma-tanya merah seperti mata harimau, ungkap Sal Lou, warga Distrik Oyadao, Propinsi Rattanakiri yang jaraknya 200 mil sebelah barat laut Pnom Penh, Ibukota Kamboja tempat wanita itu ditemukan. Rochom PNgieng sendiri raib pada 1988.
Saat hilang, Rochom yang baru berumur delapan tahun sedang menggembala kerbau di kawasan terpencil, Chea Bunthoeun. Ayahnya men-duga ia dibunuh binatang buas. Warga suku minoritas Pnong itu mengaku, ia menge-nali anaknya dari bekas luka di tangan kanannya. Yakni, luka tersayat pisau saat Rochom bermain pisau di masa kanak-kanak.
Penemuan si perempuan rimba terjadi gara-gara se-orang warga desa merasa ma-kan siang di kotak bekalnya hilang saat ia pergi di dekat tanah pertaniannya. Maka, ia pun memutuskan untuk me-ngamati kawasan sekitar dan matanya menandai sesosok tubuh telanjang, yang tampak seperti manusia hutan. Sosok itu mengendap-endap men-dekat untuk mencuri nasinya. Warga desa itu akhirnya me-nangkap si perempuan rimba pada 13 Januari lalu.
Sal Lou mengaku sulit ber-komunikasi dengan perempuan itu karena ia tak bicara bahasa Pnong, bahasa warga setempat. Jika tidak sedang tidur, ia cuma duduk dan me-mandang kiri-kanan, kiri-kanan, tutur Sal Lou. Bersama keluarganya, Sal Lou terus mengawasi perempuan itu. Sebab, ia sempat membuka baju dan bersiap lari kembali ke hu-tan. Kendati yakin, si perem-puan rimba adalah anak mere-ka yang hilang, Sal Lou dan istri tetap berniat melaksa-nakan tes DNA.
Kalaupun benar perempuan itu adalah Rochom, banyak pertanyaan masih belum bisa terjawab tentang keadaan saat ia hilang. Tampaknya, bakal sulit mendapatkan perjalanan hidupnya, mungkin juga tak akan pernah terungkap, se-lama 19 tahun hilang di rimba karena ketidakmampuannya berkomunikasi. Perempuan itu tampaknya menjadi anak liar (feral child), tumbuh tanpa berhubungan dengan bahasa dan perilaku manusia. Para pakar yang mempelajari masalah ini menyebut sekitar 100 kasus tentang anak-anak liar telah tercatat, mulai dari abad ke-14.
Dalam beberapa kasus, bina-tang buas, serigala, anjing, bahkan burung unta, disebut-sebut membantu mereka ber-tahan hidup. Tapi, para pakar juga sebagian memperingat-kan kemungkinan lain. Ba-nyak kasus diduga karangan belaka. Anak-anak seperti itu ketika ditemukan umumnya tak bisa berkomunikasi.
Rochom PNieng saat dite-mukan telanjang dan kotor. Rambutnya panjang dan su-dah menjadi gimbal pula. Bila lapar, ia hanya menggerutu dan memukul perut.
Anak liar paling terkenal di dunia mungkin Victor dari Aveyron yang ditemukan di hutan dekat Toulouse, Prancis Selatan pada 1797. Ia diduga berumur 12 tahun dan jadi bahan pelajaran para ilmu-wan. Namun, mereka gagal mengajarinya berbicara. Kisah Victor pun menginspirasi film Fancois Truffaut, LEnfant Sauvage pada 1970.
Kasus lain, dua anak perem-puan India, Amala dan Kama-la, ditemukan hidup di sarang serigala di rimba Bengali pada 1920. Mereka dipelihara seekor serigala betina bersama dengan dua anak serigala lain-nya. Mereka berumur sekitar 18 bulan dan 8 tahun, tam-paknya, bukan bersaudara. Keduanya berjalan empat kaki, menolak berpakaian dan hanya mau makan daging mentah.
Cerita-cerita seperti itu menggugah, bukan hanya karena anak-anak itu luar biasa, tapi lantaran nyambung dengan literatur dan mitologi. Legenda tentang Romulus dan Remus adalah tentang dua bersaudara yang dibesarkan serigala dan pergi menemukan Roma. Lalu, ada pula tokoh Mowgli, karya Rudyard Kipling, diasuh oleh binatang buas di rimba.
Sementara itu, Rochom PNieng yang ada di era kom-puter ini tampaknya kesulitan untuk menyesuaikan diri de-ngan masyarakat manusia. Ayahnya mengatakan, ia menolak mandi, memakai pa-kaian, dan makan dengan sumpit. Dia berusaha kembali ke hutan sekali.
Tidak mudah, tapi kehidu-pan menantinya, kata sang ayah dengan perasaan sayang.(hk) www.suaramedia.com
Senin, 29 November 2010
5 Kota yang Terletak di Tepi Tebing
1. Ronda (Spain) Terletak didaerah pegunungan di ketinggian 750 meter diatas permukaan laut. Ronda terletak di di propinsi Malaga diatas tebing curam berkedalaman 100 meter yang bernama ” El Tajo ” Kota Ini di bangun pada abad ke-18
2. Bonifacio (Corsica): 70 meter Diatas Laut Mediterania Bonafacio terletak di selatan pulau Corsica merupakan komunitas terpadat di pulau tersebut. Kota ini terletak di bibir tebing yg berketinggian 70 meter di atas permukaan laut yang dinamai ‘white limestone cliffs’, diterpa angin dan gelombang dari laut mediterania. Tempat ini merupakan rumah dari yacht-yacht mewah dari sluruh dunia.
3. Castellfolit de la Roca (Spain): 50 meter diatas Tebing Batu Yang Terjal Kota ini terletak dikelilingi oleh sungai Fluvià dan Toronel(dibawah tebing tentunya
4. Santorini (Greece): 300 meter diatas permukaan laut(high Paradise) Terletak di 200 km sebelah selatan dari pulau utama di yunani, pulau ini terbentuk akibat letusan gunung api. Pemandangan malam hari dari kota ini sangat spektakuler.
5. Manarola (Italy): Kota yang Paling Berbahaya Di Itali Kota ini sangat menyeramkan karna terletak di tebing yang curam dan terjal. kota ini telah dibangun sejak jaman romawi kuno
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2112277
2. Bonifacio (Corsica): 70 meter Diatas Laut Mediterania Bonafacio terletak di selatan pulau Corsica merupakan komunitas terpadat di pulau tersebut. Kota ini terletak di bibir tebing yg berketinggian 70 meter di atas permukaan laut yang dinamai ‘white limestone cliffs’, diterpa angin dan gelombang dari laut mediterania. Tempat ini merupakan rumah dari yacht-yacht mewah dari sluruh dunia.
3. Castellfolit de la Roca (Spain): 50 meter diatas Tebing Batu Yang Terjal Kota ini terletak dikelilingi oleh sungai Fluvià dan Toronel(dibawah tebing tentunya
4. Santorini (Greece): 300 meter diatas permukaan laut(high Paradise) Terletak di 200 km sebelah selatan dari pulau utama di yunani, pulau ini terbentuk akibat letusan gunung api. Pemandangan malam hari dari kota ini sangat spektakuler.
5. Manarola (Italy): Kota yang Paling Berbahaya Di Itali Kota ini sangat menyeramkan karna terletak di tebing yang curam dan terjal. kota ini telah dibangun sejak jaman romawi kuno
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2112277
Tips jika Anda terluka di hutan atau gunung
Ada sedikit tips nih buat kamu jika mengalami kecelakaan misalnya terluka di gunung. Mungkin bagi para pecita alam atau mapala hal ini bukan hal baru lagi dan mereka sudah siap dan memiliki bekal pengetahuan tentang itu, so info ini buat mereka yang belum punya gambaran dan dasar pengetahuan semoga bermanfaat.
Jika anda terluka di hutan atau gunung, perkirakan berapa lama seseorang dari rombongan/tim SAR akan datang membantu anda. Jika anda pergi sendiri perkirakan berapa lama pendaki lain akan melintasi daerah anda/sekitar anda. Hal ini untuk mengambil keputusan apakah anda harus berpindah tempat, atau berdiam diri menunggu bantuan tiba.
Sebisa mungkin anda meminimalisir efek luka anda misalnya pendarahan, patah tulang, atau cidera pada kaki (keseleo) dsb. Jika mengalami patah tulang kaki atau keseleo sangat tidak menguntungkan jika anda memaksakan diri untuk terus bergerak (berjalan). Lebih gawat jika mengalami patah tulang (dengan tulang mencuat keluar atau patah tulang terbuka) jangan coba-coba mengembalikan sendiri keposisi semula jika anda tidak pernah mendapatkan pelatihan tersebut, yang bis dilakukan misalnya menghentikan/mengurangi pendarahan.
Jika dengan keadaan luka tersebit anda tidak mungkin bergerak cobalah dengan memberikan sinyal misalnya memantulkan siar matahari dengan cermin ke batu atau pesawat/dinding gunung, membuat api dan menciptakan asap untuk memberi tanda ! atau dengan membunyikan peluit sebagai sinyal agar orang lain atau regu penolong menemukan anda. Selama anda tidak panik dan bisa mengatasi ligkungan anda masih memiliki harapan utuk selamat !
Semoga bermanfaat !
sumber;contohlaporan.blogspot.com
Ikan Hantu dari Palung Sedalam 7 Km
Spesies baru snailfish, jenis ikan laut dalam yang bergerak lambat seperti siput, berhasil terekam dengan kamera bawah air. Tubuhnya yang berwarna putih seluruhnya, ikan tersebut bak hantu saat ditemukan sedang berenang di kegelapan samudra pada kedalaman 7 km di palung laut perairan Peru-Cile, Samudra Pasifik bagian tenggara.
"Hal yang menggoda adalah kita punya foto yang sangat jelas dari spesies itu," kata Monty Priede, Direktur Oceanlab di Universitas Aberdeen, Skotlandia. "Tidak seorang pun yang pernah melihat ini sebelumnya, dan itu tak pernah ditangkap kamera sebelumnya."
Snailfish merupakan jenis vertebrata atau hewan bertulang belakang yang hidup di perairan paling dalam. Penemuan teranyar ini menguatkan bukti bahwa banyak hewan laut dalam yang tahan terhadap kondisi ekstrem seperti suhu rendah dan tekanan tinggi. Rekor snailfish yang paling dalam ditemukan adalah pada palung di perairan Jepang yang direkam pada tahun 2008 di kedalaman 7,7 km.
Hidup begitu jauh di bawah air, spesies yang berukuran panjang 15 cm itu mampu menahan tekanan tinggi yang setara dengan 1.600 gajah yang berdiri di atas minicooper. "Pada level molekuler dan detail biokimianya, spesies tersebut sangat adaptif dengan lingkungannya yang bertekanan tinggi," ucap Priede, menerangkan kemampuan spesies tersebut untuk bertahan di kedalaman laut.
Ikan tersebut merupakan salah satu spesies baru yang ditemukan dalam ekspedisi hasil kerja sama antara Oceanlab Universitas Aberdeen Skotlandia, National Institute of Water and Atmospheric (NIWA) Selandia Baru, dan Universitas Tokyo Jepang baru-baru ini. Selama tiga minggu ekspedisi, tim peneliti berhasil menangkap 6.000 gambar di palung berkedalaman 4.500 hingga 8.000 meter. Selain menemukan spesies tersebut, para peneliti juga menemukan sejumlah besar amphipod, cusk eel (sejenis belut), dan crustacea (udang-udangan) pemakan bangkai.
sumber : kompas
Jamur Unik Yang Bisa Menyala dalam Gelap
Orang yang tidak tahu mungkin awalnya bakal mengira sebagai hantu saat melihatnya. Jamur tertentu, yang tentu saja hidup di tempat-tempat yang lembab, dapat berpendar dalam kegelapan.Beberapa jenis jamur yang tumbuh di hutan tropis Taman Wisata Nasional Lembah Ribeira, dekat Sao Pulo, Brazil memendarkan cahaya saat sekitarnya gelap. Jamur-jamur tersebut memiliki kemampuan bioluminescent karena reaksi kimia di tubuhnya menghasilkan cahaya berwarna hijau. Jamur-jamur yang ditemukan di Brazil itu termasuk dalam genus Mycena. Di seluruh dunia terdapat sekitar 500 jenis jamur yang masuk ke dalam genus ini, tapi hanya 33 persen yang memiliki kemampuan bioluminescent. Ada lebih dari 10 jenis jamur bioluminescent yang baru ditemukan di Brazil sejak 2002, empat di antaranya merupakan spesies yang belum diketahui sebelumnya. Temuan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Cassius Stevani, profesor kimia dari Universitas Sao Paulo, Dennis Desjardin, profesor ilmu jamur dari Universitas Negeri San Fransisco California, dan Marina Capelari dari Institut Botani Brazil.
"Penemuan ini telah menambah jumlah jamur berpendar, yang diketahui sejak 1970-an, menjadi 30 persen lebih banyak," ujar Stevani. Jamur-jamur tersebut memiliki kemampuan bioluminescent karena reaksi kimia di tubuhnya menghasilkan cahaya berwarna hijau. Jamur-jamur yang ditemukan di Brazil itu termasuk dalam genus Mycena. Di seluruh dunia terdapat sekitar 500 jenis jamur yang masuk ke dalam genus ini, tapi hanya 33 persen yang memiliki kemampuan bioluminescent. Ada lebih dari 10 jenis jamur bioluminescent yang baru ditemukan di Brazil sejak 2002, empat di antaranya merupakan spesies yang belum diketahui sebelumnya.
Alasan dari fenomena bioluminescent jamur masih belum dijelaskan secara ilmiah, namun menurut teori, diyakini sebagai respon terhadap kebutuhan untuk hidup: untuk bercahaya, menarik serangga yang membantu spores bubar di lingkungan dimana pemencaran oleh angin sangat terbatas.
Jamur Luminescent, hanya tumbuh di hutan dengan banyak pohon, di mana terdapat sangat sedikit manusia.Fenomena luminescent jamur yang terjadi antara Mei hingga akhir Juli hutan di pulau Mesameyama di Ugui di Prefektur Wakayama, namun salinan telah ditemukan di wilayah pantai selatan dari semenanjung Kii di Kyushu dan daerah lain. Ada jenis lainnya bioluminescent jamur yang tumbuh di hutan selatan Brazil (Jack-o-Lantern Mushroom), mampu melemparkan cahaya sepanjang hari.
Patagonia surganya para Adventurer !
Patagonia adalah wilayah geografis yang terdiri dari bagian paling selatan Amerika Selatan. Patagonia terletak di Argentina dan Chili. Nama Patagonia berasal dari kata patagón[1] yang digunakan oleh Magellan untuk mendeskripsikan penduduk asli yang diduga oleh ekspedisinya sebagai raksasa. Kini dipercaya bahwa Patagon adalah suku Tehuelche dengan rata-rata tinggi 1.80 m (~5'11") dibandingkan dengan rata-rata tinggi orang Spanyol saat itu, 1.55 m (~5'1").[2]
Rock Climbing
A rock climber using the freestyle technique called bouldering takes on a sheer rock wall in Argentine Patagonia's Paso Superior. Patagonia's thousands of breathtaking Andean peaks attract mountaineers from novice to world class.
Kayaking
Kayakers negotiate a massive iceberg calved by the glacier that feeds Lago Grey in Chile's Torres del Paine National Park. This spectacularly picturesque park is a designated World Biosphere Reserve located in far southwestern Chile.
Cero Torre
A hiker climbs a rocky slope at the base of the jagged Cerro Torre Massif in the Patagonia region of southern Argentina. The sheer granite peak, so treacherous it was thought to be "unclimbable" until a team summitted it in 2005, rises more than 4,000 feet (1,219 meters) from the glacier at its base.
Torres del Paine
A woman guides her horse through a wind-blown valley in Chilean Patagonia as the jagged, snow-clad towers of the Torres del Paine rise in the background. The rugged Paine range was formed when plateaus of granite were thrust upward by tectonic collisions, then carved away by ancient retreating glaciers.
Mountain Climber
A mountain climber ascends the playfully nicknamed Fickle Finger of Fate summit, a rime-covered, spire-shaped peak in Chilean Patagonia's Cordillera Sarmiento.
Skier
A skier glides past a fractured section of ice and snow in the Cordillera Sarmiento of Patagonia, Chile. This area is the highest point in the South American ice cap, a series of interconnected Andean glaciers that cover more than 5,000 square miles (13,000 square kilometers).
Garibaldi Fjord and Glacier
Tourists board Zodiac boats to explore Chilean Tierra del Fuego's Garibaldi Fjord. The fjord was cut by the retreating Garibaldi Glacier, a towering wall of ice descending from the Darwin Range.
Cave
A cautious caver descends a heavily eroded limestone wall on Madre de Dios Island in Chilean Patagonia. The island, located off the cold, wet coast of southern Chile, is made up of coral limestone laid down near the Equator some 300 million years ago and later thrust to the surface by tectonic forces.
Torres del Paine National Park
Sunset casts a rosy glow over granite peaks encircling a glacial lake in Torres del Paine National Park, Chile. Chile's prized jewel, the 598,000-acre (242,000-hectare) national park is a mosaic of landforms including soaring mountains, golden pampas, and grinding ice fields.
At the southern tip of South America, the region of Patagonia includes parts of Argentina and Chile.
Moreno Glacier
Moreno Glacier rises above Lake Argentino as a rugged wall three miles (4.8 kilometers) wide and almost 200 feet (60 meters) tall. One of 47 massive ice fields in Argentine Patagonia's Glaciers National Park, this grinding, groaning force of nature covers a hundred square miles (260 square kilometers).
Andes Mountain Glacier
The snowy peaks of the Andes spawn thousands of gushing streams and waterfalls in Patagonia. From majestic mountains to trembling volcanoes, Patagonia remains the unspoiled frontier of South America.
Rock Climbing
A rock climber using the freestyle technique called bouldering takes on a sheer rock wall in Argentine Patagonia's Paso Superior. Patagonia's thousands of breathtaking Andean peaks attract mountaineers from novice to world class.
Kayaking
Kayakers negotiate a massive iceberg calved by the glacier that feeds Lago Grey in Chile's Torres del Paine National Park. This spectacularly picturesque park is a designated World Biosphere Reserve located in far southwestern Chile.
Cero Torre
A hiker climbs a rocky slope at the base of the jagged Cerro Torre Massif in the Patagonia region of southern Argentina. The sheer granite peak, so treacherous it was thought to be "unclimbable" until a team summitted it in 2005, rises more than 4,000 feet (1,219 meters) from the glacier at its base.
Torres del Paine
A woman guides her horse through a wind-blown valley in Chilean Patagonia as the jagged, snow-clad towers of the Torres del Paine rise in the background. The rugged Paine range was formed when plateaus of granite were thrust upward by tectonic collisions, then carved away by ancient retreating glaciers.
Mountain Climber
A mountain climber ascends the playfully nicknamed Fickle Finger of Fate summit, a rime-covered, spire-shaped peak in Chilean Patagonia's Cordillera Sarmiento.
Skier
A skier glides past a fractured section of ice and snow in the Cordillera Sarmiento of Patagonia, Chile. This area is the highest point in the South American ice cap, a series of interconnected Andean glaciers that cover more than 5,000 square miles (13,000 square kilometers).
Garibaldi Fjord and Glacier
Tourists board Zodiac boats to explore Chilean Tierra del Fuego's Garibaldi Fjord. The fjord was cut by the retreating Garibaldi Glacier, a towering wall of ice descending from the Darwin Range.
Cave
A cautious caver descends a heavily eroded limestone wall on Madre de Dios Island in Chilean Patagonia. The island, located off the cold, wet coast of southern Chile, is made up of coral limestone laid down near the Equator some 300 million years ago and later thrust to the surface by tectonic forces.
Torres del Paine National Park
Sunset casts a rosy glow over granite peaks encircling a glacial lake in Torres del Paine National Park, Chile. Chile's prized jewel, the 598,000-acre (242,000-hectare) national park is a mosaic of landforms including soaring mountains, golden pampas, and grinding ice fields.
At the southern tip of South America, the region of Patagonia includes parts of Argentina and Chile.
Moreno Glacier
Moreno Glacier rises above Lake Argentino as a rugged wall three miles (4.8 kilometers) wide and almost 200 feet (60 meters) tall. One of 47 massive ice fields in Argentine Patagonia's Glaciers National Park, this grinding, groaning force of nature covers a hundred square miles (260 square kilometers).
Andes Mountain Glacier
The snowy peaks of the Andes spawn thousands of gushing streams and waterfalls in Patagonia. From majestic mountains to trembling volcanoes, Patagonia remains the unspoiled frontier of South America.
Sengatan Kalajengking Cegah Komplikasi Bedah Jantung
Racun yang terdapat dalam sengatan kalajengking spesies Centruroides yang disebut bark scorpion berpotensi menjadi obat untuk mencegah komplikasi pada bedah bypass jantung untuk pembuluh darah yang tersumbat.
Tujuan bedah bypass jantung adalah untuk mengalirkan cukup aliran darah ke otot jantung sehingga gangguan jantung bisa teratasi. Dokter bedah akan mencangkokkan pembuluh darah yang diambil dari bagian tubuh lain pada pembuluh koroner di jantung.
Namun seringkali terjadi komplikasi, yakni di dalam sel pembuluh darah yang dicangkokkan tersebut tumbuh sel-sel baru sehingga sirkulasi darah jadi terhambat. Selain itu pembuluh darah yang dicangkokkan itu juga terancam lepas dari rekatannya.
Para ahli telah mencoba berbagai jenis zat kimia dan menemukan bisa dari kalajengking paling efektif untuk mencegah pertumbuhan sel yang bisa mengganggu proses pencangkokan.
Kalajengking yang diteliti adalah jenis bark scorpion yang biasanya ditemukan di daerah Amerika Tengah. Ukuran kalajengking ini kecil, namun ia sangat gesit dan bergerak cepat. Bisa bark scorpion tidak bisa membunuh manusia namun sengatannya menimbulkan rasa sakit dan menyebabkan kulit membengkak.
Profesor David Beech dari University of Leeds, yang memimpin riset ini mengatakan, bisa bark scorpion tidak akan digunakan sebagai obat suntikan, obat telan atau hirupan, namun sebagai obat semprot di pembuluh darah yang akan dicangkokkan ke jantung.
Sementara itu, Kalajengking Brasil memberikan informasi penting kepada para ilmuwan dari North Carolina State University (NCSU) dan East Carolina University (ECU) tentang dampak racun yang pada bagian sel-sel tertentunya bisa melepaskan komponen penting.
Temuan itu bisa berguna untuk memahami penyakit seperti pankreatitis atau dalam perawatan obat bertarget. Kesamaan dari sengatan kalajengking dan pankreatitis adalah peradangan di pankreas.Dr Paul Fletcher, mikrobiolog di ECU, percaya bahwa racun kalajengking bisa digunakan untuk mengetahui bagaimana pankreatitis terjadi dengan melihat proses sel mana yang terpengaruh pada permulaan sakitnya.
Fletcher pertama-tama menunjukkan sistem produksi protein dalam pankreas yang diyakini menjadi target racun kalajengking Brasil lalu menghubungi Dr Keith Weninger, fisikawan NCSU, yang telah melakukan studi tentang sistem protein tadi. "Sistem proteinnya memiliki penekanan khusus pada dua bagian tubuh, pankreas dan sistem saraf. Pada pankreas, prosesnya terkait dengan pelepasan protein lewat sel membran," ucap IVeninger.
Pankreas bertugas melepas dua jenis protein dengan memakai sel yang berbeda, enzim pencernaan yang akan menuju usus kecil dan insulin serta turunannya yang menyebar lewat aliran darah. Mekanisme pelepasan seperti itu penting bagi seluruh sel di tubuh kita. Sel menggerakkan komponen ke dalam dan ke luar lewat mekanisme gelembung fusi. Gelembung itu bergerak melewati sel dan bertautan dengan membran eksterior agar protein bisa keluar masuk tanpa mengganggu isi sel yang lain.
Protein yang membantu dalam proses tadi dikenal sebagai vesicle associated membrane protein (VAMP). Weninger memberikan Fletcher dua protein VAMP pada pankreas, VAMP2 dan VAMPS. Mereka direkayasa untuk memindahkan lautan membran agar lebih mudah dipakai untuk eksperimen di luar sel dan jaringan.
sumber : suaramedia
Langganan:
Postingan (Atom)